Sudah sekian lama tidak ada kabar antara kita berdua. Sesaat waktu ku lihat profile picture mu di LINE, tiba-tiba rindu itu datang. Dan lebih hebatnya lagi, air mata ku jatuh dengan sukarela memenuhi pipiku. Terlintas bagaimana kita dulu manatap layar handphone, menunggu balasan disertai dentuman jantung yang berdegup kencang. Ya..walaupun seringkali yang kita ceritakan itu hanyalah khayalan dan imajinasi yang payah. Tapi cukup mengundang tawa dan mampu mencairkan suasana, hingga bahagianya tak bisa ku lupa.
Dari dulu, hingga sekarang. Masih menjadi tanda tanya besar, kenapa sekarang seperti ini?. Kenapa dulu tiba-tiba kamu menjauh, dan bahkan seperti sangat membenciku. Sumpah!. Aku tidak tau apa yang telah aku lakukan hingga mendapat balasan seperti itu. Sakit sekali, namun AKU BERTAHAN. Antara takut dan bingung, bagaimana caranya aku bisa mempertanyakannya padamu. Hingga akhirnya aku memilih memendam kecewaku dalam diam, abai, hingga tak terasa tahun berganti.
Ku pikir dengan mengabaikan rasa kecewa itu, keadaan bisa kembali seperti semula. Ternyata TIDAK!. Tidak ada yang berubah sama sekali. Namun, aku ingin mencoba dengan berbagai cara, supaya setidaknya sikapmu mulai mencair sedikit demi sedikit. Setelah rasa kecewa yang ku pendam lama, kini aku harus kembali merasakannya lagi, bahkan lebih hebat rasa sakitnya kali ini. Tapi dengan polosnya, AKU MASIH BISA BERTAHAN, pikirku.
Hari berganti hari, aku masih gigih berusaha. Berharap suatu saat dapat kembali kurasakan hangatnya nada bicaramu. Dan tibalah saat harapan ku mulai terlihat, sikapmu yang sudah sedikit mencair, ku kira kita bisa kembali. Aku senang sekali dengan perubahanmu itu. Walau hanya sedikit, tapi tak apa. AKU SANGAT BAHAGIA, SUNGGUH!
Kembali ku bangun puing-puing harapan dan ku langitkan beribu do’a. Tapi lagi-lagi aku salah, aku terlalu rakus. Tak seharusnya aku berharap, dan kembali aku terjatuh. Pada hari dimana aku mulai tak sanggup menahan kecewa ku yang terus menerus.
Kala malam itu, ketika aku hanya meminta mu membalas pesan singkat ku. Kamu malah menyiksaku dengan menunggu balasan mu yang tak kunjung ku lihat di handphone ku. Aku tau, tak sedetik pun kamu melepas handphone dari genggaman mu. Tapi, KENAPA?.
Hingga pagi menjelang, aku dikagetkan oleh balasan mu yang seakan-akan tidak menginginkan keberadaan ku. Dari saat itulah aku tau, pagi ku sedang tak baik-baik saja. Tekad ku bulat, AKU TAK LAGI BISA BERTAHAN.
Aku putuskan untuk berhenti dan membuang jauh segala-galanya tentang mu, tentang kita, tentang segala waktu yang telah kita habiskan bersama, tentang segala imajinasi-imajinasi payah yang tercipta di tengah malam. Aku berhenti sampai disini.
Sekarang, walaupun sudah ku pastikan tak lagi ku nantikan dirimu kembali. Tetap saja, hati ini tidak bisa berdusta. Hati ini rindu.
Rindu yang terasa sakit jika ku ingat.
Rindu yang tidak bisa ku ungkapkan.
Rindu yang membuat ku sadar, betapa bodoh nya aku merindukan seseorang yang tak ingin menetap di hidupku.
Rindu yang kemudian memberanikan ku untuk menulis semua sesak ku.
Pesan ku untuk mu, diriku. It’s okay to miss someone that hurted you so much. Karena, segala luka dan duka, pasti akan sirna pada waktunya.🌻
Dan untuk dia, "kamu jahat, BANGSAT!"

Comments
Post a Comment